Monday, April 11, 2011

Cerita Kami Berdua




Lama tak bersua... well i'm back for a little bit writing hehehehehe cerita-cerita yang sedikit panjang soal kronologi terjadinya Sukamto and Puput, The Wedding *ciehhhhh udah seperti film aja* :P

For the first time
..... saya bertemu dengan dia disaat kami sedang ada kegiatan penerimaan mahasiswa baru yang diadakan oleh organisasi mahasiswa Buddhis Palembang. Binun ya... kenapa saya dan dia menikah di Lampung dan bukan di Palembang? Hehehe... yep... dia orang Lampung dan saya orang Palembang, saat itu dia adalah mahasiswa perantauan di Universitas Sriwijaya Palembang dan saya juga kuliah disana namun jurusan yang kami berdua ambil sangatlah bertolak belakang. Dia lebih tertarik di bidang teknik mesin, sedangkan saya merasa cocok dengan dunia manajemen.
(I saw him playing with the guitar strings outside of the activity room... singing by himself in the cold night breeze after everyone was asleep). saya telah mendapatkan kesan pertama yang baik dari dirinya (but i didn't want to say that i was in love at first sight, bukan itu). Saat kegiatan perkuliahan mulai memadat, kegiatan organisasi pun tidak ketinggalan.. ikut ramai juga.. :) Beberapa momen untuk bercanda dan tukar pikiran, selalu kami nikmati sampai pada suatu titik dimana saya sangat merasa nyaman dan dia merasa lebih nyaman lagi untuk bercerita tentang kehidupan percintaan dia (oopssss... he got more fans than i ever imagined .. hiks) Jadi hubungan kami waktu itu dapat kemudian diartikan sebagai close friend (teman dekat... only).
Suatu ketika, dia sedang putus cinta dan saya seperti biasa (trying to be there for him) ingin mendengarkan kisahnya. Tak diduga-duga, (he kissed me.. note: by the lips!) dia menyatakan ingin menjadikan saya sebagai orang yang terdekat dalam hidupnya (alias P.A.C.A.R). Saya sempat kaget dan tidak percaya sepenuhnya apalagi dengan adanya udang dibalik bakwan ... heheh dia kan baru saja putus cinta. But... (selalu ada "tapi" :D) saya menerimanya. Sayangnya, kami kemudian tidak bisa meneruskan hubungan tersebut karena saya tidak terima first kiss saya dicuri oleh pacar... (saya termasuk orang kuno.. First Kiss bagi saya hanya untuk Suami). Kemudian, kami juga tiba pada kesimpulan bahwa yang kami miliki itu bukanlah cinta tapi persahabatan yang dekat (itu saja... belum lebih)... hiks... hiksss
It was around 5 years later that we finally really met and talked again!
Semenjak keputusan yang kami berdua sepakati waktu itu, intensitas pertemuan kami mulai berkurang, saya dan dia mulai menjaga jarak (ego masing-masing mulai lebih berperan). Kami bertemu lagi di tahun 2009 sekitar bulan April saat saya dinas ke Lampung. Saya menghubunginya lewat sms. Saya ingin ditemani berjalan keliling Lampung setelah rapat seharian dan dia dengan senang hati melakukannya (yesssss!!!!!! :D). Hari yang bersejarah itu membawa perjalanan kembali kepada kenangan-kenangan manis persahabatan kami dimasa perjuangan di UNSRI dulu kala. Sang mantan membawa saya ke sebuah pantai di Lampung (permintaan saya yang rada maksa karena hari sudah menjelang sore dan pantai tidak akan dapat dinikmati pada malam hari sedangkan waktu yang diperlukan untuk mencapai pantai dari hotel tempat saya menginap adalah 30 menit .... tapiiiii... (lagi-lagi ada "tapi"-nya :D) si dia yang ramah, baik hati, dan tidak sombong itu, tetap menyanggupi permintaan-aneh-saya). Sejak date dadakan itu, kami keterusan bercanda, bertukar pikiran, bercerita, berantem, dan ber- .. laennya melalui Sambungan Langung Jarak Jauh (Telpon-telponan Lewat Hape :D) dan tibalah di klimaksnya bahwa saya bermimpi digigit ular hingga akhirnya saya dilamar di bulan Juni, calon suami dan keluarga besarnya datang ke Palembang.. duuuhhh senangnyaaaa :). Foto-foto Pre-Wed di lokasi pantai dan perkebunan karet, kami lakukan sebelum acara lamaran agar waktunya tidak terburu-buru untuk mencetak foto ukuran kanvas yang akan dipajang di pesta pernikahan nanti.
Pesta pernikahan kami direncanakan dengan berdiskusi berdua terlebih dahulu baru kemudian dibawa ke forum keluarga besar dan hasilnya adalah kami akan melaksanakan pertunangan di Palembang terlebih dahulu baru untuk mengakomodir teman-teman, kerabat dan saudara yang ada di Palembang dan seminggu kemudian melaksanakan pemberkatan secara Buddhis serta pesta pernikahan di Lampung. Saya memilih untuk berhenti kerja dan ikut si Dia tinggal di Lampung.
We want it to be simple but elegant so we choose maroon and broken white as the representative color.
Jumlah undangan setelah mengalami debat kusir yang panjang, berhasil kami kumpulkan sebanyak 200 orang untuk acara pertunangan dan 300 orang untuk ikut hadir di acara pesta pernikahan di Lampung. Acara pertunangan berjalan lancar dan sangat berkesan karena saya dan suami sempat menyanyikan sebuah lagu (walaupun diluar susunan acara :P) untuk menghibur para tamu undangan dan mantan teman-teman kantor serta manajer saya juga sempat mengajak kami menyanyikan satu lagu *AYO MAMA* (Nb. Manajer saya orang asing yang pelafalan bahasa Indonesianya masih mengharukan :D) diatas panggung. Sangat dramatis karena menurut kami, ketulusan mereka dalam memberikan kesan terakhir yang begitu mengharukan itu merupakan hadiah pernikahan terbaik.
Berlanjut ke kisah selanjutnya yaitu acara tradisi pernikahan *Tuang Teh* dan kemudian dilanjutkan ke acara pemberkatan di Maha Cetya Dharma Citra di Lampung. Dengan adanya WO (Wedding Organizer) atau Wedding Planner yang kami hire di Lampung, kami merasa sangat terbantu. Semua vendor juga sangat baik dalam hal kerjasamanya untuk mewujudkan acara pertunangan dan pernikahan serta pemberkatannya. Sungguh sangat berbahagia karena ada beberapa teman yang begitu diharapkan kehadirannya juga menyempatkan diri untuk ikut berbagi kebahagiaan tersebut walaupun mereka tidak berdomisili di Lampung… we are so happy and really honored!

Ps. My FIRST KISS is indeed for my husband *I'm so damn lucky!*