Kelopak mata itu mengering
Terbakar... layu lalu rata dengan tanah
Entah mengapa dan karna siapa
Wajah itu mengkerut kerut
Retak ... hancur lalu meresap bersama air
Entah dimana dan kapan
Nasib dan takdir sedang dipertaruhkan
Tenggelam bersama belaian kesengsaraan
Dimana anak anak meratapi nasi basi
Para jompo mengais makanan di tong sampah
Peluh penarik becak dan kuli panggul menghamburkan kepasrahan
Akankah pertiwi memeluk penuh kedamaian
Mungkinkah mata, wajah, nasib dan takdir tercerahkan
Life is a flower when you think it is
So let's start making it meaningful to others
office, Dec 11, 07Ini Hidup
Jelaslah bahwa ini hidup
saat kau dan aku terikat
pada surga dan neraka
cinta .. benci serta pengharapan
hanya pelengkap cita rasa
pahit manis pengalaman hati
yang slalu datang dan pergi
Jelaslah bahwa ini hidup
saat sakit.. tua dan kematian adalah pasti
dimana manusia hanya jadi bidak
nafas.. hasrat serta jiwa
hanya syarat yang dihembuskan
demi cucuran keringat dan airmata
hiasan bagi wajah sayu terabaikan
Ini hidup.. hai para musafir..
kau dan aku segera demam panggung
resah akan ketidakpastian ramalan
bahwa masa depan tidak bs dikekang
dan masa lalu akan slalu hadir
dalam setiap belaian waktu yang berdentang
dua belas kali .. hingga upik abu dan kita
tenggelam dalam pelukan drama kolosal
bahwa manusia adalah pelakon semata
Saat kutatap kebelakang
jendela jendela setiap kendaraan yg berdebu
Jalanan tampak beda .. terlihat asing
tapi terus kutatap dan kunikmati rasa itu
Semua kilauan ingatan tentang peluh dan beban
mengalir bak arus kehidupan
yang tak pernah benar benar berhenti
Bahwa aku ingin waktu memenjarakan aku
Itu benar.... aku lelah
lelah menjadi diriku sendiri
dan.. bahwa aku ingin tenggelam
selamanya dalam kemunafikan perasaan
Lelah akan opini orang tentang orang lain
Ditengah rintik hujan
orang orang sibuk berkelahi dengan pikiran
Aku hanya bisa menerka
Mungkin ada beberapa yang lelah
lelah berpikir dan kemudian berangan-angan
kapan hujan akan mewujudkan setiap bentuk
aku mencoba bersahabat dengannya
dengan setiap sisi emosi manusia
berharap bahwa dunia punya satu terminal
dimana kepala lelah dapat berdamai
bercanda sambil minum teh atau kopi
tanpa beban atau kepalsuan
suatu hari nanti... secepatnya
Jeritan Hati Bumiku
Benar benar menyedihkan...
Mau apa manusia manusia aneh ini
Aku nelangsa ... berkerak dalam hati
Pohon pohonku ditebangi..
Tolong sadar bahwa itu tangan tanganku
Segala sesuatu dalam bumiku dieksploitasi ...
Tolong sadar bahwa semua adalah isi tubuhku
Tanahku dijadikan ajang perebutan kekuasaan bangunan bangunan
Pundakku lelah terbebani pencakar langit dan kepala kepala lapar
Tenggorokanku disumpal lumpur panas
Aku mau mati saja ... bermimpi kembali ke langit ketujuh
Please revive me before my hope turns to dust!
Nb. Beberapa puisi diatas mencerminkan hasil perenungan saya saat didalam angkot, saat di jalan raya dan saat di depan televisi. Saya hanya ingin berbagi kumpulan pikiran-pikiran saya ini dengan sudut pandang dan pola pikir serta hati nurani saya. Semoga setidaknya dapat menjadi sebuah perenungan bagi kita bersama.